Selasa, 21 Agustus 2012

Proses Pembentukan Bumi



Diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwasanya beliau bersabda:
“Dahulu Ka’bah adalah bukit kecil di atas air kemudian dibentangkanlah bumi dari (bawah)nya.” (An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits wa Al-Atsar, Juz II, hlm. 34-35)
Ulasan Hadis
Hadis yang dianggap gharib (aneh) oleh ulama-ulama dahulu maupun modern mengandung fakta ilmiah yang belum ditemukan manusia kecuali pada pertengahan dekade 60-an abad ke-20. Setelah usaha keras yang melibatkan ribuan pakar dan waktu yang cukup panjang, dibuktikanlah pada umat manusia bahwa bumi kita ini pada awal penciptaannya penuh dengan air sampai tidak ada kawasan kering yang tampak sedikitpun.
Kemudian Allah menghendaki untuk memuntahkan dasar samudera luas dengan letusan gunung berapi hebat yang terus menerus memuntahkan lava yang menggumpal satu sama lain, membentuk rentetan pegunungan di tengah samudera belantara ini. Pegunungan ini terus meninggi dan meninggi sampai tampak ke permukaan air yang membentuk daratan pertama dalam bentuk pulau vulkanik yang mirip dengan sejumlah kepulauan vulkanik yang sekarang tersebar di seluruh samudera, misalnya kepulauan Jepang, Filipina, Indonesia, dan Hawai. Sampai sekarang kepulauan-kepulauan vulkanik ini tetap membentuk sebagai puncak-puncak rantai pegunungan samudera.
Dengan terus menerus berlangsungnya aktivitas gunung berapi, kepulauan vulkanik pertama inpun berkembang secara bertahap melalui proses pengembangan (memanjang, meluas, meningkat, bertambah, dan bertumbuh karena pergolakan gunung berapi yang berkelanjutan) sehingga terbentuklah benua induk yang dikenal dengan nama Benua Pangea.

Allah SWT kemudian berkehendak membelah benua induk ini melalui jaringan retakan-retakan dan penyekungan bumi yang akhirnya mengakibatkan benua ini terbelah menjadi tujuh benua yang kita kenal sekarang ini bahkan antara satu benua dengan yang lain saling menjauh sampai berada pada posisinya sekarang ini. Proses ini dikenal dengan sebutan “siklus samudera dan daratan”. Dalam proses ini, sebagian dari dasar samudera berubah menjadi daratan oleh letusan gunung berapi yang terus menerus berulang. Daratan juga membelah dengan proses akibat retakan dan penyekungan bumi menjadi dua bagianterpisah oleh lautan yang memanjang seperti Laut Merah bahkan laut ini senantiasa meluas sehingga berubah menjadi samudera.
Sinyalemen Rasulullah SAW 1400 tahun yang lalu: Dahulu Ka’bah adalah bukit kecil di atas air kemudian dibentangkanlah bumi dari (bawah)nya dianggap sebagai fenomena awal ilmiah yang menjadi bukti bahwa beliau menerima wahyu dari Allah dan diajar Sang Pencipta langit dan bumi karena tidak satupun makhluk — pada zaman Nabi juga beberapa abad setelahnya — mengetahui fakta-fakta ini kecuali baru pada dekade 60-an abad ke-20.
Di luar jangkauan disiplin ilmu kasbi (kebalikan ilmu ladunni, yaitu ilmu yang diperoleh manusia melalui proses belajar) hadis ini menambahkan satu fakta ilmiah lainnya, bahwa daratan di bawah Ka’bah merupakan daratan yang paling tua (pertama) di bumi. Daratan di bawah Ka’bah merupakan bebatuan yang tertua di seluruh semesta. Fakta ini belum bisa dibuktikan oleh disiplin ilmu kasbi. Oleh karena itu, kaum muslimin harus meneliti masalah ini dengan menentukan usia bebatuan yang ada di bawah Ka’bah melalui unsur-unsur radioaktif yang ada di sana — jika memang ada — sehingga fakta ilmiah ini dapat diajukan kepada dunia seluruhnya, muslim maupun nonmuslim.
Jika memang dapat dibuktikan, maka ini akan menjadi prasasti yang tidak terbantahkan di era sains dan teknologi sekarang ini. Juga menjadi bukti otoritatif bagi seluruh manusia dan kesaksian kenabian nabi dan rasul penutup Muhammad SAW. Sekaligus menjadi bukti yang menegaskan kemuliaan tempat suci ini yang sengaja dipilih Allah dengan kemahatahuanNya yang melingkupi segala sesuatu untuk menjadi lokasi dibangunnya rumah pertama yang didirikan untuk umat manusia di muka bumi, sebagai kiblat kaum muslimin, tempat haji dan umrah. Allah pun melipatgandakan barakah tempat itu dengan menjadikan satu amal kebaikan di sana menjadi 100 ribu kali lipat, dan mensucikannya berikut tanahnya sejak penciptaan langit dan bumi.
Semoga shalawat kesejahteraan, salam kedamaian, dan keberkahan selalu tercurahkan kepada beliau beserta keluarga, sahabat, dan mereka yang mengikuti petunjuknya dan berdakwah di jalanNya sampai kiamat kelak. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
(Sumber: Pembuktian Sains Dalam Sunnah (Buku 2), oleh: Dr. Zaghlul An-Najjar)

Semoga artikel Proses Pembentukan Bumi bermanfaat bagi Anda.

Posting Komentar

sejarah kebudayan islam - All Right Reserved.Powered By Blogger
Theme Designed Kumpulan artikel Menarik